Nama: Muhammad rifqi
zuhdi
Nim: 1602025126
Mata kuliah: PKN
nama saya muhammad rifqi zuhdi lahir di jakarta tanggal 28 agustus 1998 Alasan kenapa saya masuk UHAMKA karena saya tidak dapat negeri dan saya memilih fakultas ekonomi jurusan manajemen UHAMKA cita-cita saya sendiri menjadi seorang CEO , padahal kalau dilihat dari latar belakang saya sendiri adalah
siswa lulusan SMA jurusan IPS, sbenarnya cita-cita utama saya adalah
menjadi seorang polisi , karena selain saya amat sangat menyukai dunia yang berbau kriminal , polisi adalah pekerjaan yang mulia, bisa membantu orang dalam melayani masyarakat indonesia mempelajari struktural terhadap kriminal-kriminal yang terjadi di sekitar kita harus di sigap makhluk ciptaan Tuhan yang maha
esa adalah sangat menyenangkan kita jadi tahu bagaimanakah kebesaran
Tuhan menciptakan Hambanya dengan amat sangat sempurna . Namun karena
kemampuan ayah saya inia kasihan tidak ada meneruskan ekonomi jadi saya-lah kakak-kakak saya bukan lulusan ekonomi jadi orang tua lah yang membuat saya mundur untuk
melanjutkan cita-cita saya yang menjadi polisi . kalau ayah saya hanyalah
seorang karyawan/pegawai PLN indonesia power bunda saya seorang ibu rumah tangga dan
seorang aktivis partai politik atau disingkat parpol Sejak
dari kelas 3 SMA saya sudah mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang CEO . para dewan guru bidang BP/BK SMA saya disuruh saya selalu mengarahkan untuk
mengambil dunia pendidikan setelah lulus SMA karena kemampuan untuk
menjadi guru sejarah atau geografi
Setelah
saya mengurungkan niat saya untuk menjadi seorang CEO, saya mulai
bergegas untuk ancang-ancang atau siap-siap dengan cita-cita saya yang
ke dua. Saya waktu itu mengikuti bimbel untuk masuk ke SMBPTN , beiringan
dengan SMBPTN . namun karena hasil ujian tertulis SBMPTN saya gagal untuk masuk ke Universitas negeri pun saya jadi malas, selain karena
saat itu saya masuk UHAMKA . saya sudah merasa pesimis untuk masuk
ke negeri , dan akhirnya ayah saya memberikan saran untuk meneruskan di
universitas UHAMKA . sampai saat ini saya merasa nyaman-nyaman saja ,
belum ada hambatan yang begitu berarti yang saya hadapi saat ini .
Tetapi
setelah saya satu bulan kuliah di UHAMKA alhamdullah
memiliki cita-cita baru, saya ingin menjadi seorang dosen , karena bagi
saya dosen adalah salah satu pekerjaan yang mulia mendidik anak bangsa ,
padahal sebelumnya saya sedikit alergi untuk menjadi tenaga pendidik .
tapi justru sekarang tapi malah ingin menjadi seorang Pengusaha di
sebuah Universitas tersebut.
Saat
ini kegiatan saya dikampus hanya menikmati menjadi seorang mahasiswa.
Karena selain saya baru tingkat 1 semester satu jadi saya tidak bisa
part time , nanti saya akan
mencoba melamar menjadi Masuk Hima manajemen , DPM dan IMM organisasi lainnya . BEM Ekonomi UHAMKA sendiri saya belum
mencoba , karena saya takut mengganggu kuliah saya .
Sampai
saat ini hambatan-hambatan belum ada , hanya saya agak sulit
beradaptasi dengan lingkungan yang baru teman baru , karena saya
sendiri meiliki sifat yang agak kurang suka bergaul . jadi mungkin itu
salah satu hambatan terbesar saya saat ini .
Obsesi
saya setelah lulus kuliah nanti jelas saya ingin menjadi seorang CEO yang handal disebuah perusahaan ternama . dan saya juga ingin
menjadi seorang dosen sebagai pekerjaan sampingan saya . dan jelas
apapun yang ingin saya lakukan nanti semata-mata hanya ingin
membahagiakan kedua orang tua saya yang telah mengurus saya sejak kecil
menuntutkan pendidikan sampai kejenjang perkuliahan . tanpa mereka
apalah artinya saya kalau begitu .
Setelah saya
lulus dari UHAMKA nanti saya ingin bikin lapangan kerja buat yang PHK atau saya ingin menjadi manajer perusahaan tersebut dan ingin menjadi negara indonesia yang maju dan pesat ini cerita saya yang mimpikan sekian dan terima kasih
Lapangan Kerja Untuk Pengangguran
Lapangan kerja penuh, dalam
makroekonomi,
adalah tingkat tingkat lapangan kerja bila tidak ada pengangguran siklis
[1].
Hal ini didefinisikan oleh mayoritas ekonom arus utama sebagai tingkat yang
dapat diterima pengangguran alami di atas 0%, perbedaan dari 0% menjadi karena
non-siklis jenis pengangguran.
Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk
yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia
adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang
mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia
dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang
menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun
karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
Berdasarkan
penduduknya
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah
penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada
permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan
sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64
tahun.
Bukan tenaga kerja adalah mereka
yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan
bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah
penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia
di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia
(lanjut usia) dan anak-anak.
Berdasarkan batas kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang
sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang
aktif mencari pekerjaan.
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh
kelompok ini adalah:
- anak sekolah dan
mahasiswa
- para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
- para pengangguran
sukarela
Berdasarkan
kualitasnya
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan
nonformal. Contohnya: pengacara,
dokter,
guru, dan lain-lain.
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan
latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.
Contohnya:
apoteker,
ahli
bedah,
mekanik, dan lain-lain.
- Tenaga
kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar
yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah
tangga, dan sebagainya
Masalah
Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
- Rendahnya
kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat
tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia,
tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal
ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
- Jumlah
angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan
lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja
yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran.
Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa
menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
- Persebaran
tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di
Pulau Jawa.
Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor
pertanian,
perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi
pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak
sumber
daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
Terjadinya krisis
ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang
berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar
mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah
angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin
banyak.